May 1, 2007

cukup

aku cukup bahagia
menghidangkan puisi di atas piringmu
setiap waktu makan tiba
duduk bersama menyiangi penat dan menata tawa
di atas rimbun rumpun ilalang kehidupan
bila sesaat kemudian,
dari tempatku berdiri ada mentari
yang tertatih pincang ke kaki langit
tertembak peluru waktu yang mendesingkan kepulangan pada akhirnya
masih ada lengkung pada senyum ini
tandanya aku sudah bahagia

itu saja.

4 comments:

hoe said...

tak ada yang sia2 dalam segala bentuk perjuangan ... :)

Anonymous said...

..tertembak peluru waktu,
yang mendesingkan kepulangan pada akhirnya..

kalo sprti diatas buat gw dapet, soalnya sebelumnya gw ga mudeng hehehe

puisinya ranum bgtt..

ideph said...

@ hoe:
thanks commentnya :)

ideph said...

@ sakitrahang:
so tau ah...mudeng apa...hehehe
emangnya mangga muda dikata ranum...

jadi pengen ganti puisinya:
duduk bersamamu menyiangi kulit mangga...buat dibikin rujak..enak banget..
aduh bukan bahagia namanya,kalo ditambah rujak sih lebih dari cukup bahagia.hihihi